BAB II
SOFTWARE PENGOLAH KATA DAN PENGOLAH ANGKA
Setelah
pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat:
1. Mengevaluasi paragraf deskriptif, argumentatif, naratif, dan persuasif (KD 3.3)
3.
Menyusun
kembali format dokumen pengolah kata (KD 4.3)
A. Mengevaluasi Paragraf
Dalam satu paragraf terdapat beberapa
bentuk kalimat yang terdiri atas kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat
topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat tersebut
terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan.
Kalimat utama (topik) diterjemahkan sebagai suatu kalimat pokok atau gambaran
umum tentang ide yang ingin disampaikan, sedangkan kalimat penjelas
diterjemahkan sebagai suatu gambaran rinci dari ide yang akan disampaikan. Hal ini
bermakna bahwa kalimat penjelas akan menguraikan ataupun menerangkan pikiran
utama yang terdapat pada kalimat topik. Misalnya, ingin membahas masalah
buah jambu biji maka kalimat utama paragraf tersebut merupakan gambaran umum
tentang buah jambu biji, sedangkan
kalimat penjelasnya bisa berupa gambaran khusus tentang buah jambu biji tersebut. Selain
itu, panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide
pokok paragraf yang dapat diungkapkan. Kebutuhan setiap orang terhadap informasi
mengakibatkan perubahan perilaku pemenuhan kebutuhan ke arah digital,
termasuk di dalamnya buku menjadi sumber utama untuk memperoleh informasi.
Oleh sebab itu, dalam menyusun naskah
digital yang baik, kemampuan seseorang dalam mengolah data perlu dikembangkan sehingga mampu
mengubah format file teks menjadi naskah digital, bahkan menambahkan video
dan suara dalam naskah digital tersebut. Beberapa ciri-ciri
sebuah paragraf dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Ciri-Ciri Paragraf
|
No |
Ciri-ciri yang
dimiliki |
|
1. |
Kalimat pada
baris pertama terletak agak dalam dan jarak lima ketukan spasi untuk jenis karangan yang
biasa. Kalimat pada baris selanjutnya biasanya lebih maju dari kalimat pada baris
pertama. |
|
2. |
Paragraf
memiliki dua jenis kalimat berupa kalimat utama dan kalimat penjelas. |
|
3. |
Sebuah
paragraf biasanya memakai satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. |
1.
Jenis-Jenis Paragraf
Paragraf dikenal juga dengan sebutan
alinea, karangan yang singkat, dan penuangan ide dari penulis melalui
beberapa kalimat berkaitan yang memiliki satu tema. Paragraf identik
dengan suatu kumpulan dari kesatuan pikiran yang kedudukannya lebih tinggi
serta lebih luas daripada kalimat. Selain itu, paragraf dapat diartikan
sebagai bagian dari sebuah karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang
berisikan tentang informasi dari penulis untuk pembaca dengan pikiran utama
sebagai pusatnya dan juga pikiran penjelas sebagai pendukungnya. Paragraf
dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam
beberapa ketukan atau spasi. Selain itu, paragraf terdiri atas beberapa
kalimat yang berhubungan antara satu dengan yang lain dalam suatu
rangkaian yang menghasilkan sebuah informasi. Pengetahuan tentang berbagai
jenis teks paragraf, yaitu deskriptif, naratif, argumentatif, persuasif, dan
sebagainya diperlukan agar seseorang mampu membuat tulisan terkait dengan
ide yang diperoleh dan dalam rangka mengomunikasikannya kepada orang lain.
Beberapa fungsi dari
paragraf dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2 Fungsi
Paragraf
|
No. |
Fungsi |
Keterangan |
|
1. |
Untuk memudahkan menulis dan
membaca |
Hal ini
bermakna memudahkan penulis dalam menyusun gagasannya dan untuk
memudahkan pembaca
dalam memahami gagasan dari penulis. |
|
2. |
Untuk memudahkan pengendalian
variable |
Hal ini
bermakna bahwa pengarang lebih mudah dalam mengendalikan variabel, terutama
pada karangan
yang terdiri atas banyak variabel. |
|
3. |
Mengekspresikan gagasan yang
tertulis |
Mengekspresikan
gagasan di sini ialah memberikan bentuk suatu pikiran dan juga perasaan
ke dalam rangkaian
kalimat yang tersusun sehingga membentuk suatu kesatuan. |
|
4. |
Memudahkan pengembangan topik |
Hal ini bermakna
dalam mengembangkan topik sebuah
karangan ke dalam bentuk pemikiran yang lebih kecil. |
|
5. |
Untuk menandai peralihan
gagasan baru |
Hal ini
bermakna sebuah karangan yang terdiri beberapa paragraf memiliki
beberapa ide atau gagasan. Ide
atau gagasan tersebut terletak di masing-masing paragraf. Dengan demikian
jika Anda membuat paragraf
baru, Anda juga membuat gagasan baru. |
Jenis-jenis
paragraf jika ditinjau dari isinya dibedakan menjadi beberapa bagian sebagai berikut.
a. Pragraf Deskriptif
Kata deskriptif berasal dari
bahasa Latin discribere yang berarti gambaran, perincian, atau
pembeberan. Dengan demikian, paragraf deskriptif identik dengan paragraf yang
melukiskan atau menggambarkan sesuatu
dengan tujuan agar pembaca seakan-akan bisa melihat, mendengar, atau merasakan
sendiri semua yang ditulis oleh penulis. Penulis deskriptif harus
merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan untuk mencapai kesan yang
sempurna. Sebuah objek dalam deskriptif tidak hanya terbatas pada
sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dicium, diraba, dan dirasa saja,
tetapi dapat pula berupa perasaan hati, seperti rasa cemas, takut, jijik, kasih,
haru, dan sebagainya. Penulis deskriptif berusaha melukiskan objek dengan
sejelas-jelasnya karena seluruh pancaindranya
dalam keadaan aktif dan peka. la berusaha menyajikan perincian sedemikian rupa
sesuai dengan pengalaman-pengalaman faktualnya. Oleh sebab itu, objek
betul-betul kelihatan hidup. Dalam sebuah karya narasi rekaan (karya fiksi),
deskriptif juga bersifat fiktif sehingga
mampu menghidupkan cerita. Sementara dalam karya yang berbentuk argumentatif,
deskriptif digunakan secara efektif untuk lebih meyakinkan pembaca.
b. Paragraf Argumentatif
Paragraf argumentatif identik dengan paragraf yang terdiri atas paparan alasan dan sintesis pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Paragraf argumentatif ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Setiap paragraf argumentatif selalu didapati alasan ataupun bantahan yang memperkuat dan menolak sesuatu secara sedemikian rupa guna memengaruhi keyakinan pembaca sehingga berpihak ke penulis. Corak paragraf jenis ini termasuk paling sulit jika dibandingkan dengan corak paragraf yang lain. Namun, tidak berarti paragraf argumentatif lebih penting daripada jenis paragraf-paragraf yang lainnya. Kesulitan tersebut muncul karena perlu adanya alasan dan atau bukti yang dapat meyakinkan sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan gagasan, pendapat, sikap, dan keyakinan Anda.
c. Paragraf Naratif
Pada paragraf naratif terdapat
serangkaian peristiwa dalam satu urutan waktu, di mana dalam kejadian
tersebut terdapat tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur
berupa kejadian, tokoh, dan konflik menjadi unsur pokok sebuah naratif.
Ketiga unsur itu bersatu maka menghasilkan suatu plot atau alur.
Bagian-bagian dari paragraf naratif dapat dilihat pada tabel berikut.
|
No |
Bentuk |
Keterangan |
|
1. |
Naratif
ekspositoris
|
Naratif berisi fakta,
misalnya autobiografi, biografi, atau kisah pengalaman. |
|
2. |
Naratif
sugestif
|
Naratif berisi fiksi,
misalnya cerbung, cerpen, novel, ataupun cergam. |
Urutan pada pola naratif yang disusun
secara sederhana, yakni bagian awal,
tengah dan akhir, yang dijelaskan sebagai berikut.
1) Bagian awal berisi pengantar,
yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik
agar dapat mengikat pembaca.
2) Bagian tengah merupakan bagian
yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju
klimaks cerita. Setelah konflik timbul dan mencapai klimaks, secara
berangsur-angsur cerita akan mereda.
3) Bagian akhir cerita memiliki
cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang,
singkat, namun ada juga yang
menggantungkan akhir cerita dengan mempersilahkan pembaca untuk menebaknya sendiri.
d. Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif diterjemahkan sebagai
jenis paragraf yang bertujuan memengaruhi
pembaca guna berbuat sesuatu dengan pendekatan emotif yang berusaha membangkitkan
dan merangsang emosi. Paragraf ini biasanya berisi ide, gagasan, atau
pendapat penulis disertai imbauan atau ajakan kepada orang lain. Dalam hal ini,
pengarang mengharapkan adanya sikap
motorik berupa gerakan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis
dalam paragrafnya dan pembaca yakin bahwa ide, gagasan atau pendapat tersebut
adalah benar dan terbukti. Oleh sebab
itu, paragraf jenis ini disertai penjelasan dan fakta atau bukti (benar-benar
terjadi) sehingga meyakinkan dan dapat memengaruhi pembaca.
Komentar
Posting Komentar