4. Saluran-saluran Mobilitas Sosial
Kalian tentu berpikir, bagaimana
caranya agar mobilitas sosial itu terjadi? Setiap orang dapat mewujudkan
mobilitas sosial di lingkungan atau instansi tempat ia sedang berkarya. Sebagai
contoh, bagi seorang guru yang sedang bertugas di lembaga pendidikan, ia dapat
mewujudkan mobilitas sosial di lembaga pendidikan tersebut. Seorang politikus
di partai politik dapat melakukan mobilitas sosial di partai politik yang ia
ikuti.
Berikut ini merupakan contoh
saluran-saluran mobilitas sosial.
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan saluran bagi
mobilitas vertikal yang sering digunakan karena melalui pendidikan orang dapat
mengubah statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran
yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang
mengangkat seseorang dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi.
Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan
yang lebih tinggi. Contoh, seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai
jenjang perguruan tinggi. Setelah lulus, ia memiliki pengetahuan dagang dan
menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha. Setelah ia berhasil menjadi
pedagang, secara otomatis status sosialnya juga meningkat.
b. Organisasi Politik
Banyak contoh orang yang meniti
perjuangan karier di organisasi politik dari tingkat rendah sampai tingkat
tinggi. Sebagai contoh, Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno.
Ketika mendirikan Partai Nasional Indonesia, Soekarno tidak memiliki jabatan di
pemerintahan. Namun, melalui perjuangan politiknya, Soekarno semakin dikenal
rakyat dan penjajah. Pada saat kemerdekaan, Soekarno dipilih menjadi Presiden
Republik Indonesia.
Seorang anggota partai politik
yang profesional dan punya dedikasi tinggi kemungkinan besar akan cepat
mendapatkan status yang semakin tinggi dalam partainya sampai akhirnya menjadi
anggota dewan legislatif. Kalian dapat menemukan berbagai contoh perjuangan
orang- orang di partai politik di sekitar tempat tinggalmu.
c. Organisasi Ekonomi
Organisasi yang bergerak itu
antara lain dalam bidang perusahaan ataupun jasa umumnya memberikan kesempatan
seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal. Organisasi
ekonomi itu antara lain koperasi dan badan usaha.
Kalian tentu memiliki koperasi di
sekolahmu. Apa tujuan didirikan organisasi koperasi? Tentu untuk
menyejahterakan anggotanya. Karena itu, koperasi akan melayani kebutuhan anggotanya.
Koperasi sekolah tentu akan mengutamakan pelayanan terhadap para peserta didik.
Demikian juga halnya dengan koperasi pasar, petani, nelayan, dan sebagainya.
Melalui organisasi koperasi, kesejahteraan anggota dapat diperjuangkan.
Keberhasilan perjuangan koperasi mencerminkan keberhasilan perjuangan
anggota-anggotanya.
d. Organisasi Profesi
Contoh organisasi profesi lainnya
yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal adalah Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Himpunan Pengusanha
Muda Indonesia (HIPMI), dan organisasi profesi lainnya. Kalian dapat menemukan berbagai
organisasi profesi yang ada di Indonesia.
Bagaimana organisasi profesi
dapat menjadi sarana saluran mobilitas vertikal? Karena organisasi profesi
merupakan himpunan orang-orang yang memiliki profesi yang sama sehingga mereka
akan lebih kompak dan kuat memperjuangkan profesinya. Sebagai contoh,
organisasi profesi guru Persatuan Guru Republik Indonesia merupakan salah satu
sarana perjuangan para guru dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan guru.
Selain memperjuangkan pendidikan di Indonesia, PGRI juga memperjuangkan
peningkatan kesejahteraan guru. Perjuangan PGRI tentu diperhatikan oleh
pemerintah Indonesia sehingga kesejahteraan guru di Indonesia terus mengalami peningkatan.
5. Dampak Mobilitas Sosial
Apakah dampak terjadinya mobilitas sosial? Apabila semua mobilitas
sosial bersifat ke atas (social climbing),
tentu semua orang akan merasa senang. Akan tetapi, selalu ada 3 (tiga)
kemungkinan mobilitas sosial, yakni ke bawah, ke atas, dan ke samping. Karena
itulah, kalian perlu memahami bahwa dampak terjadinya mobilitas sosial bersifat
positif dan negatif. Apakah dampak positif terjadinya mobilitas sosial? Berikut
ini beberapa dampak positif terjadinya mobilitas sosial.
a. Mendorong Seseorang untuk Lebih Maju
Terbukanya kesempatan untuk
pindah dari strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada
diri seseorang untuk maju di berbagai bidang. Kalian dapat membedakan kondisi Indonesia
sebelum dan sesudah kemerdekaan. Pada masa penjajahan, banyak rakyat kecil yang
tidak memiliki cita-cita menjadi camat, bupati, atau gubernur. Hal ini karena
tidak adanya kesempatan untuk itu. Bagaimana dengan sekarang? Banyak rakyat
kecil kemudian berhasil menjadi pemimpin di berbagai bidang.
b. Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial
Mobilitas sosial akan lebih
mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik.
Contoh: Indonesia sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat
industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung sumber daya
manusia yang berkualitas. Hal itu berarti perlu peningkatan kualitas
pendidikan.
Keberhasilan mobilitas sosial di
Indonesia berarti membuat orang Indonesia memiliki kedudukan terhormat. Cerdik
cendekia yang semakin banyak secara langsung mendorong teriadinya perubahan
sosial budaya masyarakat. Perubahan yang mudah dilihat, misalnya, pada masyarakat
desa. Penduduk yang berhasil melakukan mobilitas sosial biasanya akan memengaruhi
teman-teman atau masyarakat lainnya. Hal ini berarti secara langsung akan mendorong
terjadinya perubahan sosial budaya di desa tersebut. Penduduk yang sebagian
besar berpendidikan rendah, kemudian berpendidikan tinggi akan berpengaruh
terhadap gaya hidup dan mata pencaharian mereka.
c. Meningkatkan Integrasi Sosial
Terjadinya mobilitas sosial dalam
suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi sosial. Contohnya, ia akan
menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai, dan norma-norma yang dianut
oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta integrasi
sosial. Perubahan sosial yang terjadi pada suatu masyarakat akan mendapat
respon yang berbeda dari masyarakat lain. Respon tersebut dapat berupa
tentangan, namun juga dapat berupa penerimaan. Penerimaan pengaruh yang
diakibatkan mobilitas sosial tentu merupakan salah satu contoh terjadinya
integrasi dalam masyarakat.
Tentu kalian berpikir bahwa mobilitas
sosial juga membawa dampak negatif dalam kehidupan masyarakat. Apakah dampak
negatif mobilitas sosial?
a. Terjadinya Konflik
Mobilitas sosial merupakan salah
satu perjuangan manusia dan kelompok sosial untuk mencapai posisi sosial yang
semakin tinggi. Dalam hal ini, sangat wajar kalau kemudian timbul persaingan,
yang kerap juga memicu konflik. Dalam perjalanan kehidupan manusia, persaingan tidak
dapat dihindarkan. Persaingan selalu muncul dengan berbagai kategorinya.
Bahkan, persaingan bisa menjelma menjadi konflik.
Perjuangan bangsa Indonesia untuk
memperoleh kemerdekaan mendapat tentangan luar biasa dari penjajah. Konflik ini
tidak dapat dihindarkan bahkan sampai terjadi perang. Sebagai contoh kecil,
perjuangan karyawan bawahan di suatu perusahaan untuk mencapai kedudukan yang
lebih tinggi akan menghadapi persaingan dari karyawan lain. Bahkan, dapat pula
berhadapan dengan atasan yang takut kedudukannya digeser.
Contoh lain, perjuangan di dalam
partai politik dan antarpartai politik. Semua partai politik berjuang salah satunya
untuk memperoleh kekuasaan. Kondisi ini tentu menimbulkan persaingan yang
kadang memunculkan konflik. Kalian tentu masih ingat peristiwa Gerakan 30 September 1965. Peristiwa
tersebut merupakan salah satu dampak negatif dari ambisi mereka, jabatan, atau
kekuasaan yang lebih tinggi. Persaingan antarpartai politik di Indonesia
mengakibatkan konflik yang membahayakan kelangsungan bangsa Indonesia.
Persaingan ataupun konflik perlu disikapi dengan bijaksana. Persaingan tidak
dapat dihindarkan, tetapi persaingan yang tidak sehat akan menyebabkan konflik.
Karena itulah, setiap perubahan
sosial hendaknya selalu dikelola dengan sikap yang positif. Dengan demikian,
tiap individu atau kelompok sosial yang berhasil atau gagal dalam usaha melakukan
mobilitas sosial ke atas sama-sama ikhlas menerima kenyataan.
b. Gangguan Psikologis
Seseorang yang memiliki jabatan
kadang khawatir kehilangan jabatan. Bahkan pada saat jabatan yang dimiliki
sudah lepas, kadang ia tidak rela melepaskan jabatan tersebut. Banyak orang
yang setelah kehilangan jabatan, baik karena diganti maupun karena sudah
selesai masa tugasnya (pensiun), menjadi mudah gelisah. Individu yang mengalami
keadaan seperti ini temasuk mengalami gangguan psikologis. Hal tersebut akan
membahayakan diri sendiri karena stres yang berkepanjangan akan melahirkan
berbagai penyakit psikis dan fisik lainnya.
Contoh: Darah tinggi, asam
lambung, insomnia merupakan penyakit yang salah satunya disebabkan gangguan
psikologis. Gangguan psikologis seperti di atas tentu tidak akan terjadi pada
individu yang lapang dada menerima keadaan, dan kemudian bertekad untuk
berubah.
Komentar
Posting Komentar